Hadiah Dari Sang Dunia
Posted by : Unknown
on 11.05
Dunia bertanya ketika kita akan meninggalkan dia,
apa yang kamu mau ambil dariku??
Dan dia langsung menjawab sendiri, tak ada yang bisa
kau bawa, kecuali dua hal:tanah untuk kuburanmu dan kain kafan.
Dunia dikejar, harta dikejar akhirnya tidak ada selesainya.
Kebutuhan apalagi keinginan bila terus dituruti tidak aka ada habisnya.
Terpenuhi ini muncul yang lain. Terkejar keinginan yang satu, kepingin lagi
mengejar yan lain. Begitu dan seterusnya, hinggakita sendiri tidak bisa menikmati
apa yang kita dulu berusaha mati-matian mengejarnya. Berenang tanpa tepian.
Disuatu tempat,
tesebutlah pak dahlan yang sedang terbaring lemah. Dunia yang dia kumpulkan
susah payah , hanya bisa memberikan tidur seukuran dia saja. Tidak bisa dia
gapai ketika dia sakit. Tidak ada yang bisa ia nikmati ketika ia tidak sehat
seperti sekarang ini. Dia memiliki kulkas empat pintu, tapi satupun tidak ada
yang terbuka untuknya.
Dimeja makan rumahnya terhidang paling sedikit 3 macam
buah-buahan, nasi lengkap denga tujuh macam lauk, mulai dari tempe goring
panas, tahu cina goring, sayur asem, gabus kering, ayam goreng, otak sapi yang
dipepes, sambal goring,plus lalap-lalapan. Semuanya menggoda bila kita sehat,
dan semuanya siap santap. Tapi apa yang pak dahlan makan??? Tidak ada, hanya
bubur. Itu pun bubur yang disaring terlebih dahulu. Bahkan kini ketika ia masuk
rumah sakit, hanya cairan infuse yang bisa masuk ketubuhnya.
Pak dahlan juga susah payah membangun rumah mewah super
megah denga keramik import, kamar mandi sekelas hotel, perabotan mewah nan
mahal kirimah kolega dari singapur. Belum lagi deretan mobilnya mulai dari
kelas keluaran hingga merk-merk keluaran eropa. Tapi ya karena ia sedang tidak
bisa bangun,sepeda motor Honda milik parmin pembantunya pun tidak bisa ia
naiki.
Dunia yang ia kejar, harta yang ia kumpulkan tak mau
dekat-dekat dengan dia yang sedang berbadan sakiit.
Sakiiiit, hati pak dahlan. Didunia saja mereka tidak mau
membantu apalagi kelak di akhirat.
Pada cerita dunia yang lain, ada pak jacoeb yang sedang
termangu diruangan sempit. Terbayang jabatanya yang sudah melayang diisi orang
lain. Terbayang kemewahanya yang susah payah ia garap. Terbayang wajah anak dan
istrinya semuanya tinggal bayangan, karena semuanya tidak ada disekitar. Ia
sedang menjalani hukuman penjara dunia 2tahun dipotong masa tahanan 1 bulan.
Pak Jacoeb yang gagah ketika menjabat, pak jacoeb yang jago
mengcreate proyek, kini bagaikan gedebong pisang benyawa tapi tidak berjiwa,
berjiwa tapi tidak bertenaga, dan tidur beralaskan kasur tipis seadanya.
Ah….duna yang dulu sangat ia kejar, sangat ia dambakan,
sehingga ia berani berbuat nekat untuk menjamahnya, kini malah tak mau dekat
denga dia. Dunia yang dulu begitu ia dambakan, jabatan dan posisi yang dulu
begitu ia agung-agungkan, kini mencampakanya begitu saja, dan malah memberikan kehinaan.
Bila
pak dahlan djauhi dunia lantaran badanya yang sakit, pak jacoeb dijauhi dunia
lantaran hatinya yang sakit.
Cerita diatas mengajarkan kita pada beberapa hal, yang
pertama adalah bahwa dunia tidak usah didewa-dewakan begitu rupa, sehingga kita
lupa bahwa kita masih manusia dan akan kembali kepada Sang Pencipta. Yang kedua
, dunia yang kita kejar, dunia yang kita buru tidak akan banyak berbuat banyak
bagi kita. Boro-boro diakhirah, didunia pun tidak bisa ia berbuat bayak bagi
kita. Terutama bila badan dan Hati kita sakit.
Yang ketiga mengingatkan kita akan ketidak abadian dan
kefanaan harta. Bahkan yang ketiga ini bisa terjadi justru ketika dunia sedang
tergenggamm tidak menunggu kita meninggal.
Jadi untuk apa kita berbuat total untuk dunia, biasa
sajalah. Dunia itu tidak mau direpotkan oleh kita. Dunia punya sifat cenderung
susah diatur, apalagi oleh orang-orang pelit dan srakah. Dunia mempunyai
kecenderungan sulit dikendalikan. Apalagi oleh orang-orang zalim terhadap
Tuhanya. Maka untuk mereka yang miskin tidak usah bersedih dan untuk mereka
yang kaya atau yang berkecukupan tidak usah sombong. Semuanya sam, bila tidak
kita yang meninggalkan dunia, maka pilihan lainya adalah dunia yang meninggalkan kita. Salah satu dari
keduanya pasti akan terjadi di dalam kehidupan kita sebagai manusia.
Untuk hal ini Luqman mengingatkan dirinya. Terakhir ketika
manusia berhenti bernafas ,dunia hanya memberikan tanah untuk pekuburan, batu
nisan untuk menanda pekuburan, dan kain kafan untuk membungkus badan.
Hanya itu hadiah kenang-kenangan dari dunia, karena dunia
diciptakan dalam kondisi sifat yang pelit. Dan dunia dipastikan tidak akan
mengurusi kita atau menaruh perhatian kepada kita kalau sudah keputusan dari
Sang Pemberi Keputusan, bahwa dia yang meninggalkan kita atau kita yang
meninggalkan dia. Dunia ditakdirkan hanya mengurus kepentingan dirinya saja.
Dunia diibaratkan sebuah kebun, yang disiram air hujan
kemudian lama-lama kering dan hancur. Sedangkan Allah, Pemiliknya, tak pernah
hancur.
“ketahuilah,
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan, kelalaian, perhiasan, dan
berbangga-bangga antara kamu dan berlomba banyak harta dan anak. Seperti air
hujan yang tanamanya mengagumkan petani, kemudian tanamanya menjadi kering dan
kamu lihat warnanya mengering kemudian hancur. Dan di akhirat ada azab Allah
yang keras dan ada pula ampunan dari Allah dan keridhaan-NYA. Dan tiadalah
kehidupan dunia melainkan kesenangan yang menipu
(QS. Al-Hadid:20).
Luqman teringat dua kisah yang menyadarkan dirinya untuk
tidak menjadikan dunia segalanya. Bahkan kalau bisa, dan harus bisa, mulai
menjadikan dunia sebagai bekal akhirat. Bukan sekedar menjadi harta warisan
yang menyakitakan.
Kisah pertama tentang seorang tua yang menangis.
Tersebutlah seorang tua yang kaya raya. Ia begitu khawatir
dengan masa depan anaknya. Makanya ia banting tulan peras tenaga demi
membahagiakan anak dan keluarganya. Suatu hari ia meninggal dunia. Didapatilah
olehnyasebuah kebenaran, yaitu kekecewaan, bahwa keluarganya tidak mencintainya
sebagaimana ia mencintai keluarganya. Dari dalam kubur sana, si orang tua
diperlihatkan, bahwa kesediahan anak dan istrinya hanya sebatas 7 hari
kematiannya. Setelah itu, tidak ada lagi perhatian untuknya dan bahkan
sepeninggalnya, anak keturunannya malah menjadi musuh bagi yang lainya, berebut
warisan atau bermaksiat dengan harta warisanya.
Menangislah orang tua tersebut. Apalagi kini jelas juga
baginya bahwa tidak ada bagian dunia untuknya, diakhirat. Sebab tidak ada yang
dibawa, sedangkan amalnya hanya sedikit.
Kisah kedua tentang seorang suami yang menangis…
Tersebutlah seorang lelaki yang kaya raya. Ia bangun
kemegahan dunianya, hingga membuat mata orang lain silau dengan kilauan dunia
yang digenggamnya. Dan orang kaya ini memiliki istri yang sangat cantik pula.
Datanglah suatu ketika malaikat kematian, membawa keputusan kematian untuknya.
Semua hartanya itu diwariskan istrinya. Hari berlalau berganti minggu, minggu
berlalu berganti bulan, hingga kemudian si wanita ini mengawini lelaki lain
“Punya suami baru”. Dan dari alam kubur sana, si orang kaya yang sudah
meninggal tadi menangis. Susah payah ia mencari harta, ternyata di kemudian
hari hanya untuk diperuntukan bagi lelaki yang saat ini menjadi suami baru
istrinya.
Tentu saja tulisan ini tiada maksud membuat anda alergi
menjadi orang kaya. Bukan maksudnya sekedar memiliki kearifan dalam memandang
dunia. Sayangi dunia dengan tidak melupakan Pemiliknya. Sayangi dunia dengan
tidak melalaikan Sang Pemberi. Dan
sisakan sebahagian dunia untuk amal saleh diakhirat nanti.
Dikutip dari majalah DAQU (Darul Qur’an), Edisi 04, Desember
2010 Halaman 10-11
Label:
Religi Islami
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Suwarnooke. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar